Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen 3 Lembar


Cerpen 3 Lembar

cerpen sebanyak 3 lembar

1. cerpen sebanyak 3 lembar


Seseorang mengguncang tubuhku. “Yash! Bangun!”
Aku menggeliat, menepis tangan yang mengguncangku itu sambil masih terpejam. Mataku masih berat untuk dibuka, kantuk masih menguasaiku.
“Yash! Aku mau bicara penting, nih.. Bangun!” tangan itu mengguncang tubuhku lagi. Suara Nay sepertinya. Dengan malas terpaksa kubuka mataku.
“Kenapa Nay?” sahutku serak akibat bangun tidur. Nay adalah sahabatku, sekaligus teman satu kos dan satu fakultas.
“Aku mau berhenti kuliah.”
APA? Sisa-sisa kantukku segera hilang. Aku langsung bangun terduduk di atas kasur. Menatap Nay lekat-lekat. Aku memang sering menjadi tempat Nay berkeluh kesah tentang dana kuliah dan biaya hidup. Aku tahu bagaimana sulitnya dia bertahan untuk tetap melanjutkan pendidikan strata satunya, tapi aku tidak pernah menyangka dia akan menyerah sekarang. Saat kami baru selesai dari program Kuliah Kerja Nyata dan tinggal menulis skripsi untuk menuntaskan pendidikan bachelor kami. Kecuali memang ada hal yang sangat genting yang memaksanya untuk itu, kecuali keadaannya sudah tidak tertolong lagi.
“Kamu serius?!” tanyaku setengah melotot. Nay mengangguk. “Aku sudah nggak punya biaya lagi, Yash. Aku ke sini hanya mau pamit ke kamu..” katanya.
“Nay… kamu jangan sembarangan memutuskan begini..” Aku menasihati. Nay mengubah posisi duduknya, meraih bantalku dan mendekapnya dalam pelukannya.
“Kamu harus pikirkan baik-baik, kita ini tinggal menghabiskan satu semester lagi sambil nulis skripsi aja lho, Nay… tinggal itu dan.. selesai!” kataku menjelaskan dengan perlahan-lahan agar lebih terkesan tegas. Agar Nay mau berfikir ulang mengenai keputusannya yang menurutku sangat mendadak begini. Sepertinya keputusan yang emosional.
“Yash.. aku capek kaya gini terus…” katanya mulai terdengar sendu. “Keadaannya juga nggak kunjung membaik.. Aku sudah usaha buat ngirim-ngirim karya tulisku ke media massa seperti yang kamu sarankan, tapi nyatanya? 100 cerpen tanpa hasil. Nihil.” keluh Nay. Aku menarik napas berat dan menghembuskannya lagi. Aku ikut bingung. Bukannya aku tidak tahu perjuangan Nay mencari penghasilan. Dia sudah menjajal semua usaha. Jadi buruh cuci, penjual pulsa, guru privat, pembantu rumah tangga, pelayan restoran, pedagang makanan ringan dan entah apa lagi. Nay selalu berganti-ganti profesi, dan setiap dia mengawali profesinya, dia memancarkan energi optimis yang amat sangat besar.

2. cerpen persahabatan 3 lembar


kau adalah sahabatku
yg selalu Ada di hatiku
kau adalah sahabatku yg selalu membantuku akan hadirmu

3. cerpen penglaman pribadi 3 lembar


Halo, namaku Fanny. Aku tinggal di Jakarta. Aku anak tunggal, dan aku mempunyai rambut keriting lebat atau disebut juga “Kribo”. Ayah dan ibuku mengatakan bahwa itu anugrah. Padahal, di keluargaku tak ada yang berambut seperti aku. “Ayah dulu suka Ahmad Albar. Mungkin karena itulah kamu rambutnya seperti itu.”, kata papa. Aku anak kelas 6 dan umurku 11.Yey! Hari ini pengambilan rapot! Aku tetap juara 1 seperti kelas 5. Aku ingin menagih janji mama papa. “Mama, papa, inget kan janji mama papa kalo aku tetap juara 1?”, tanyaku. “Ya ampun Fanny, hape sudah punya, laptop sudah punya, mau apa lagi?”, mama kembali bertanya. “Hmm… Aku.. pengen liburan ke Korea”. Mama dan papa pun berpandangan. “Kamu serius?”, Tanya papa. Aku menganggukkan kepala. “Tidak bisa, Fanny.”, kata mama. “Tapi kenapa?”, Tanyaku sambil marah. “Itu diluar pemikiran kami, Fanny.”, jawab papa. “Tapi kan papa dan mama udah janji bakal turutin keinginanku.”, bantah Fanny. “Lagipula, papa dan mama kan tidak punya uang.” Aku hanya menundukkan kepala.“Lagipula, papa akan mengajakmu ke tempat yang lebih seru. Kamu sudah lama ke sana.”, kata papa lagi. “Ke mana?”, tanyaku. “Ke Solo.”, jawab papa. “Apa? Ke Solo? Tempat nenek tinggal dong!”, kataku kaget. “Iya. Memangnya kenapa? Kamu tidak rindu pada nenek?”, Tanya mama. “Ya kangen sih…”, jawabku. “Besok kita berangkat pukul delapan pagi.”, kata papa. “Kok mama papa gak ngomong dari awal sih? Kan kalo dari awal, aku bisa membereskan barangku dari jauh hari.”, kataku. “Sekarang, kamu bereskan barang-barangmu.”, kata mama mengalihkan pembicaraan. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menuruti apa kata mama dan papa.Kalian tahu? Aku kecewa. Aku benci ke Solo karena banyak yang mengejekku tentang rambutku. Aku juga kurang suka di Solo. Ya tapi mau bagaimana lagi. Kalau aku membantah, maka aku dibilang menghina. Jadi aku harus mengikuti apa kata mereka.Esok harinya di perjalanan, aku memakan cookies dan membaca komik “Naruto”. Oh ya, aku suka naruto lho. Tetapi lama-lama aku bosan juga. Maka aku main iPad milik papa. Tiba-tiba mobilku berhenti. “Kenapa berhenti?”, tanyaku. “Kita kan sudah sampai di Solo.”, kata papa. “Lumayan cepat ya…”, kataku. “Ya itu karena tadi kamu sibuk sendiri membaca Naruto.”, kata mama.“Tapi, kenapa tempatnya seperti ini? Lebih indah dari terakhir ke sini?”, tanyaku. “Oh ya. Papa lupa memberitahukanmu. Sekarang, nenek pindah rumah. Rumahnya ada di dekat kebun. Ini adalah kebun nenek.”, jawab papa. Tiba-tiba, banyak orang yang mengerumuni kami. Banyak yang menyalami papa dan mama. Beberapa orang menyalamiku juga sih. “Hahaha… Lama tak bertemu Kakak Kribo.”, kata anak-anak disana. “Makin lebat saja!”, kata mereka sambil terkikik. Aku menghiraukannya. Aku pun masuk ke rumah nenek.“Wah, cucu nenek sudah datang…”, sambut nenek. “Iya nek.”, jawabku. “Fanny!”, seru Via dan Siti. “Via! Siti!”, jawabku. Kami pun berpelukan. Via dan Siti adalah sepupuku. Via beragama Hindu, dan Siti beragama Islam. “Sudah lama ya kita bertemu.”, kata Via. “Kita jalan-jalan yuk!”, ajak Siti. Kami pun jalan-jalan menggunakan sepeda.“Oh ya. Kita berenang di sungai yuk!”, seru Via. “Ayuk, aku mau mengganti bajuku dulu ya.”, kataku. “Buat apa?”, Tanya Siti. “Ya mau pakai baju renang lah.”, jawabku. “Wah, Fanny hebat! Pakai baju renang!”, seru Siti. “Ya kalau di kota kan harus pakai baju renang.”, kataku. Mereka tinggal di Solo bagian desa. Jadi, mereka tidak sepintar orang kota.Kami pun pergi ke sungai. Aku suka sekali berenang. Kami main air sepuasnya. Sungainya pun bersih. “Kamu senang sekali main air di sungai. Kayak tidak pernah main di sungai saja.”, kata Via. “Memang tidak pernah.”, jawabku. “Hah? Masa di kota tidak ada sungai?”, kata Siti. “Ada, tapi tidak bersih.”, ujarku.Kami pun menikmati Solo yang indah ini. Tak terasa aku harus kembali ke Jakarta. Aku pun sedih. Aku meminta kepada papa agar Via dan Siti diberikan handphone. Ayah pun membelikannya. Aku sangat senang karena jika mereka mempunyai handphone, aku bisa berkomunikasi dengan mereka.Tak terasa kami sudah 2 minggu di Solo. Kami harus pulang. Ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan buatku. Sampai jumpa Solo! Tunggu aku di liburan selanjutnya!                                           TAK AKAN TERLUPAKAN
Ya tanggal 16 September 2012 – 25 Mei 2013 tanggal yang tak pernah ku lupakan. Perkenalkan nama ku Kholila salsabila biasa dipanggil lila. aku sekarang kelas 1 SMA. aku dulu mempunyai seorang kekasih. kami sama sama mencintai. Tapi ada kesalahpahaman di antara kami berdua.
Ketika itu libur sekolah untuk lulusan dia SMA Dan aku SMP kami sama sama kelas 3, dia liburan ke pekan baru. dia selalu menghubungiku tapi jarang ku angkat telpon nya. karena ayah ku sakit sakitan tapi dia tak paham dia marah pada ku.“Kenapa tidak diangkat telpon ku sayang?” sms dari dia.
“Maaf sayang lagi sibuk” Kubalas smsnya
“sayang mau oleh oleh apa?”
“tidak usah. aku hanya ingin sayang pulang dengan selamat itu sudah membuat ku bahagia”.
“oke sayang. uda dulu ya mau tidur ni. good night sayang”.
“good night too”Aku pun kembali merawat ayah ku. tapi dia tak tau ayah ku sakit parah. dari situ kami mulai bertengkar terus. Dia menanyakan aku mau jam atau boneka. aku memilih jam. tapi dia tidak membeli kan jam dia telah ingkar janji kepadaku. Kami bertengkar malam itu. dia marah besar padaku. boneka itu pun diberikannya kepada sepupunya. Andai saja dia tau aku mau menerima boneka itu. tapi dia tak mengerti aku.Tanggal 1 Mei dia pulang dari pekan baru. aku sering menelponya tapi dia tak pernah mengangkat telponku. dari Facebook selalu ku chat tapi dia tak pernah membalasnya. apa dia marah smaku tak menerima bonekanya atau ada wanita lain.Hari hari ku semakin sepi. apalagi ayah ku sakit dan nenek ku meninggal pada tanggal 12 Mei padahal hari itu aku mengikuti ujian masuk bersama untuk sekolah SMA. aku mintak jemput oleh nya tapi dia tak mau menjemputku akhirnya aku pulang bersama teman kakak ku yang seperti ku anggap abang sendiri. aku pun tak pernah lagi komunikasi sama dia.Tanggal 18 Mei hari sabtu dia ingin datang ke rumah ku tapi nanti malam malam minggu aku menyuruh nya datang nanti malam. dia tak berjanji dia akan datang.
Dia pun. tak datang malam itu alasannya ada acara sama temannya aku maklumi.
Dia pun tak pernah lagi menghubungiku aku bertanya tanya pada diriku sendiri. tanggal 25 malam minggu dia ku ajak untuk pergi jalan jalan tapi smsnya mengatakan “Maaf ya dek aku gak bisa untuk melanjutkan hubungan kita aku ingin fokus aku ingin sendiri dulu jika nanti aku sudah sukses akan ku jemput kau kembali. maaf ya sayang”. sms dari dia membuat aku kaget. ku balas sms nya “kenapa apa kau tak mencintaiku lagi. apa ada orang lain. yang bisa mengantikan. posisi ku di hatimu”. dia pun membalas “tidak. aku masih mencintaimu tapi aku tak bisa melanjutkan hubungan kita, kau akan ku jemput jika aku sukses nanti”.
Aku pun tak membalas sms nya aku hanya menangis mataku sembab aku tak tidur aku tetap menanggis.
Tapi setelah hubungan ku berakhir dengannya dia masih saja seperti pacarku. tapi tak lebih aku hanya mantannya.Aku sampai sekarang tak bisa melupakannya. aku mencintainya. aku sakit hati mendengar dia telah bersama orang lain saat itu hatiku hancur. ketika dia putus aku sangat senang masih ada peluang untukku. tapi kudengar lagi dia telah bersama teman sendiri dan dia pun tetangga ku sendiri hatiku hancur berkeping keping. Dia telah putus dengan temanku. tapi dia sekarang berubah drastis dia tak seperti yang ku kenal dulu. tapi sampai kapan pun. hatiku tetap untuknya. Aku mencintaimu A. Ritonga

4. contoh cerpen minimal 3 lembar


ANDAI AKU BISA KEMBALI Hidup tidak ada yang tahu, bahkan sejak lahir tidak ada yang tahu bagaimana masa depan kelak. Apa yang akan terjadi, yang penting kita harus bisa mengisi kehidupan ini dengan hal yang berarti. Dan itulah yang ingin dilakukan Dini, gadis berusia 16 tahun yang harus berhadapan dengan Kanker. Dini merasa tidak ada yang pernah tahu bagaimana dan kapan Tuhan menjemputnya. Saat ini Dini hanya ingin mengisi hidupnya setiap hari dengan hal-hal yang dia inginkan dan membuat dia lupa dengan penyakitnya. Dini adalah gadis yang hobinya membuat puisi, selain itu dia juga sering mengisi waktunya untuk membantu orangtuanya. Sepulang sekolah dini membantu ibunya berjualan sembako di toko kecil peninggalan ayahnya. sejak dia berusia 6 tahun ayahnya meninggal dunia. Dini memiliki kakak perempuan bernama Nami. Nami kini melanjutkan sekolahnya di universitas. Sepulang kuliah Nami juga membantu adiknya Dini menjaga warung kecil itu. Nami sangat menyayangi adiknya itu, dia sedih melihat adiknya yang harus melawan penyakit ganas tersebut. Dini sering menyalurkan hobinya saat waktu luangnya.bahkan saat ini Dini memiliki 15 puisi, sedikit cerita kisah hidupnya yang dia tulis dalam bentuk puisi. Dini duduk dibangku sekolah kelas XI, iya banyak memiliki sahabat yang peduli padanya. Hingga pada suatu hari temannya menyatakan cinta padanya. Dengan setangkai bunga mawar ditangan Rendi menyatakan isi hatinya kepada Dini. Dini mengambil bunga mawar Rendi “ aku akan menjawab ketika kelopak bunga mawar ini berguguran’ Hari demi hari berlalu, ketika kelopak bunga mawar sudah mulai berguguran. Sesampainya di sekolah Rendi menemui Dini  “Hai cantik, bagimana jawabanmu? Bukankah mahkota bunga yang aku berikan sudah mulai berguguran?” sapa Randi yang penasaran menunggu jawaban Dini. “Maaf Randi, aku tidak bisa menerimamu, bukan karena aku tidak menyayangimu atau aku tidak menghargai perasaanmu. Tapi aku hanya ingin kita berteman saja, aku tidak ingin ketika aku pergi jauh ada orang yang merasa kehilanganku” sahut Dini dengan menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya. Randi memikirkan apa yang dikatakan Dini tentang dirinya yang akan pergi jauh, “apa magsud perkataan Dini tadi ya?” Dini terlihat menghindar dari Randi karena ia tidak ingin melukai perasaan Randi. Tetapi Randi terlihat menerima apa jawaban dari Dini degan lapang dada. Randi menyapa sahabat-sahabat Dini yang juga teman sekelasnya yang sedang berkumpul di kantin, Randi juga menyapa Dini dengan sapaan yang manis “hai cantik” sapa Randi. Dini menjawab sapaan Randi hanya dengan tersenyum saja. Suatu hari saat ulangan harian berlangsung, tiba-tiba mata Dini memerah dan keluar darah dari hidungnya. “ Din, kenapa hidungmu berdarah? Tanya salah satu sahabatnya. Dini kaget, dia tiba-tiba pingsan. Dan dibawa ke RS oleh guru walinya. Sepulang sekolah Randi dan sahabat-sahabat Dini datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dini. Randi membelikan dini boneka beruang berwarna pink karena dia tau Dini sangat suka warna pink. Ternyata Dini belum juga sadar dari pingsannya, Randi dan sahabat-sahabat Dini bertemu dengan Ibu Dini dan Ibu Dini bercerita tentang penyakit Dini. Teman-temannya terharu mendengar cerita dari Ibu Dini. Terutama Randi. Dia akhirnya mengetahui alasan Dini mengapa dini tidak menerimanya dan mengatakan dirinya akan pergi jauh. Setelah beberapa hari dirawat di RS akhirnya dini bisa pulang kembali kerumahnya. Randi datang kerumah Dini ingin menjenguk dan memberikan boneka yang hendak diberikannya pada saat Dini masih dirumah sakit. Dini sangat menyukai boneka yang diberikan Randi kepadanya, Dini tidak bisa tidur jika tidak memeluk boneka pemberian dari Randi. Dini merasa terhibur semenjak Randi datang dalam kehidupannya. Dini kini tidak bisa bersekolah karena tubuhnya sudah mulai melemas. Setelah beberapa minggu, penyakit Dini kambuh lagi, Dokter sudah mengatakan bahwa penyakit yang diderita Dini sudah stadium akhir. Kini Dini tinggal menunggu keputusan dari tuhan. Dini bukanlah satu-satunya orang yang mendapat perlakuan isitimewa dari Tuhan. Keluarga dan teman-teman Dini termasuk Randi sangat sedih, melihat keadaan Dini  koma. Randi dan keluarga Dini pergi untuk bersembahyang dan meminta kepada tuhan untuk menghilangkan penderitaan yang dialami oleh Dini akibat menahan rasa sakit yang dirasakan selama 2 tahun ini.. Randi sudah tidak kuat melihat Dini menahan rasa sakit yang telah lama dirasaannya. Kini dini sudah menghembuskn nafas terakhirnya dengan tersenyum dan memeluk boneka pemberian Randi.
karya : noni andayani




5. Tolong buatkan cerpen fabel 3 lembar folio


OK saya jawab tenang saja jawabanya adalah jawaban

belajar sana anjer jangan gini tau ga

6. buatlah cerpen bertema siswa berjiwa pengusaha cerpen minimal 3 lembar​


Jawaban:

gagjavajkafuaogaivsb


7. Tolong bantu buat cerpen 3 lembar tentang "aku" yg bagus​


Jawaban:

Seseorang mengguncang tubuhku. "Yash! Bangun!"

Aku menggeliat, menepis tangan yang mengguncangku itu sambil masih terpejam. Mataku masih berat untuk dibuka, kantuk masih menguasaiku.

"Yash! Aku mau bicara penting, nih.. Bangun!" tangan itu mengguncang tubuhku lagi. Suara Nay sepertinya. Dengan malas terpaksa kubuka mataku.

"Kenapa Nay?" sahutku serak akibat bangun tidur. Nay adalah sahabatku, sekaligus teman satu kos dan satu fakultas.

"Aku mau berhenti kuliah."

APA? Sisa-sisa kantukku segera hilang. Aku langsung bangun terduduk di atas kasur. Menatap Nay lekat-lekat. Aku memang sering menjadi tempat

Nay berkeluh kesah tentang dana kuliah dan biaya hidup. Aku tahu bagaimana sulitnya dia bertahan untuk tetap melanjutkan pendidikan

strata satunya, tapi aku tidak pernah menyangka dia akan menyerah

sekarang. Saat kami baru selesai dari program Kuliah Kerja Nyata dan

tinggal menulis skripsi untuk menuntaskan pendidikan bachelor kami.

Kecuali memang ada hal yang sangat genting yang memaksanya untuk itu,

kecuali keadaannya sudah tidak tertolong lagi.

"Kamu serius?!" tanyaku setengah melotot. Nay mengangguk. “Aku sudah nggak punya biaya lagi, Yash. Aku ke sini hanya mau pamit ke kamu.." katanya.

"Nay... kamu jangan sembarangan memutuskan begini.." Aku menasihati. Nay mengubah posisi duduknya, meraih bantalku dan mendekapnya dalam pelukannya.

"Kamu harus pikirkan baik-baik, kita ini tinggal menghabiskan satu semester lagi sambil nulis skripsi aja lho, Nay... tinggal itu dan.. selesai!" kataku menjelaskan dengan perlahan-lahan agar lebih terkesan tegas. Agar Nay mau berfikir ulang mengenai keputusannya yang menurutku sangat mendadak begini. Sepertinya keputusan yang emosional.

"Yash.. aku capek kaya gini terus...” katanya mulai terdengar sendu. "Keadaannya juga nggak kunjung membaik.. Aku sudah usaha buat ngirim-ngirim karya tulisku ke media massa seperti yang kamu sarankan,

tapi nyatanya? 100 cerpen tanpa hasil. Nihil." keluh Nay. Aku menarik napas berat dan menghembuskannya lagi. Aku ikut bingung.

Bukannya aku tidak tahu perjuangan Nay mencari penghasilan. Dia sudah menjajal semua usaha. Jadi buruh cuci, penjual pulsa, guru privat, pembantu rumah tangga, pelayan restoran, pedagang makanan ringan dan entah apa lagi. Nay selalu berganti-ganti profesi, dan setiap dia mengawali profesinya, dia memancarkan energi optimis yang amat sangat

besar.


8. contoh cerpen 3 lembar dengan majas​


Jawaban:

aku juga baru tahu kalau aku kaya rabani sh kloo gw skalian rabani sh kloo dan tidak bisa mengakses nomor telepon yang saya pakai baju bebas dari mana saja yang bisa anda dapatkan di sini adalah sifat yang tertanam di dalam tubuh yaitu di rahim yang membesar dan membengkak serta akan terbentuk timbunan nanah pada saat itu juga seluruh kelas IX SMP dan SMA negeri di kota ini seperti ini menjaga kesehatan dan kecantikan lainnya vitamin e bagi kecantikan kulit wajah yang cantik dan seksi pada saat itu juga seluruh kelas IX Juga disuruh datang ke sekolah ikut sesi tanya jawab dan diskusi dan komunitas dikelola oleh pemerintah untuk menekan tombol power dan torsi maksimum yang dapat menyebabkan rasa yang berbeda dengan yang lain sehingga pada saat itu juga seluruh kelas yang sama dengan yang lain sehingga pada saat yang sama dengan lingkungan yang bersih karena itu marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT setelah berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang memuaskan di dunia ini adalah rasa yang berbeda dengan yang lain


9. bikinin cerpen buatan sendiri dong, kalau bisa minimal 3 lembar.


Hari ini mulai ku tulis sebuah alur hidupku yang banyak melibatkan air mata. Tentang pahitnya menghadapi kenyataan yang sebenarnya harus selalu aku lewati, Memohon agar dapat diberikan umur yang panjang adalah doa yang paling sederhana yang paling sering ku ucapkan. Bersamaan dengan jatuhnya air mata ku, doa selanjutnya adalah meminta diangkatnya segala penyakit dan bisa bersama sama merasakan kebahagiaan yang lebih lama. Sebuah doa yang sangat sederhana yang terukir setiap aku sholat. Seperti menyimpan bom waktu di setiap sisa hidup, menunggu detik detik terlewatkan, dan tak tahu pada saat kapan detik itu akan berhenti dan menyisakan banyak tangisan di kuping yang sudah terbaring kaku. Aku bukanlah yang maha tegar, bukan pula maha pengikhlas. Harus selalu menyembunyikan rasa hancur ini di depan semua orang, tersenyum di balik kesedihan. Aku tau, dengan mudah waktu akan menyapu kita bagaikan hamparan sampah jalanan, mungkin kita hanya bisa melihat bagaimana kita dikenang untuk yang terakhir kalinya. Rasa takut kehilangan adalah menu utama yang selalu hadir di pagi, siang dan malamku. Memunafikan diri dengan banyak berhayal tentang kebahagiaan yang mungkin sebentar lagi akan hilang. Aku begitu hancur menyaksikan semuanya, maha dasyat sakitnya terombang ambing air mata yang tak dapat lagi mampu terurai, hanya butuh sedikit sisaan air mata untuk yang terakhir kalinya saat kita benar benar berpisah. Begitu banyak pengorbanan, kasih sayang, senyuman, dan air mata yang menghiasi setiap jejak langkah hidup ini. Tuhan begitu hebat, membuat setiap detik penuh dengan susunan takdir yang begitu sempurna, begitu besar kekuasaannya sehingga kita hanya dapat menerima dengan sejuta bahasa perasaan takdir yang ia gambarkan. Mungkin tuhan ingin menguji seberapa cinta kita terhadap NYA, dengan perlahan mengenalkan kita kepada takdir yang mungkin pahit untuk kita rasakan, tapi ternyata tuhan begitu adil, memberikan kesempatan dengan perasaan yang seutuhnya untuk selalu mengingatnya dengan sisa hidup ini. Itulah tuhan, mampu membuat rencana sesukanya, mampu membuat siapa saja menjadi ketakutan. Serasa tak ada lagi kabar baik yang ku dapat di dalam hidupku, entah kemurkaan apa yang tuhan beri sampai tak ada sedikit usapan air mata untuk aku dan keluargaku, mungkin ini adalah salah satu cara agar aku mampu berdiri mengartikan hidup ini dengan kedewasaanku. Kadang aku iri dengan kehidupan ku yang lain, mungkin belum sempat kita bercerita dengan kebahagiaan dan cerita yang menyenangkan, salah dari kita menceritakan hal yang membuat kita terpuruk, itulah hati yang pilu hanya bisa menangis dan membagi penderitaannya. Bisa dibilang cobaan adalah makanan sehari hari yang lazim kita dapat, mungkin tak seorang pun mampu melewatinya jika di posisi aku, semua kejadian ini membentuk aku menjadi wanita yang kuat, tegar dan realistis dalam menghadapi kehidupan. “aku akan berhenti, jika aku tak sanggup, tapi aku akan bertahan, jika ini semua membuat ku bangkit”. selalu kata kata itu menyemangati dari dalam hati.
Jika nanti aku bisa bahagia dengan keluargaku, tertawa lepas tanpa ada ketakutan, bahkan tekanan, aku akan melukiskan ke bahagiaanku lewat air mata air mata kebahagiaan pertamaku. Mungkin terlalu banyak dosa yang telah diperbuat, menghadiahkan begitu banyak cobaan yang terkala membuat aku ingin pergi meninggalkan ini semua. Mendapatkan sebuah keluarga yang utuh, lengkap, saling menyayangi, adalah impian semua orang. Aku mendapatkannya di sini. banyak hal yang kita sudah lewati semua, banyak pelajaran yang membuat kasih sayang kita terbentuk erat, sulit rasanya memisahkan kita satu sama lain. Terasa semakin dekat, semua hal yang menyakitkan semakin datang, setiap hari hanya mendengarkan rintikan air mata sedu, menandakan kesakitan amat dalam. Dari mulai mama, adikku si sulung, tengah sampai si bungsu menangis menyayat hati, lirih seakan aku ingin mengiris kuping agar tidak merasa iba dengan semuanya. Aku berfikir sampai kapan ini semua terjadi, masihkan aku dapat menuliskan ceritaku? Saat semua terasa pahit dan berakhir pada waktu yang telah tiba, ingin aku menjadikan ini semua adalah tulisan cerita terindah yang pernah ku alami dengan mama, papa, dan keluargaku tersayang, they mine.

10. tolong bantu mencari cerpen 3 lembar​


Jawaban:

Teman yang Baik

Rina dan Dini dikenal sebagai sahabat baik yang populer di sekolah. Meskipun berbeda kelas, tapi mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak ada yang meragukan eratnya persahabatan di antara mereka.

Meski berbeda karakter, tetap tidak menghalangi kedekatan mereka. Rina merupakan seorang siswi pendiam yang tidak akan populer jika tidak bersama Dini. Sedangkan Dini cenderung seperti seorang pembual yang hobi memamerkan barang-barang milik Rina.

Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal.

Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia kemudian melihat voucher yang tersisa.

Melihat nominal pada voucher yang tinggal dua pilihan, ia memilih voucher belanja dengan nominal paling rendah kemudian berbalik dan tersenyum pada ibu dan empat anaknya. Hal ini membuat Dini terkejut dan menganggapnya bodoh.

Dini kemudian mencoba menguji Rina dengan uang yang ia bawa. Ia meminta Rina untuk mengambil salah satu uang yang ia sodorkan. Sedikit bingung, Rina mengambil uang dengan nominal paling rendah.

Keesokan harinya Dini bercerita kepada teman-temannya tentang kebodohan Rina. Untuk membuktikannya, Dini memanggil Rina ke hadapan teman-teman kelasnya.

“Hai, Rin, aku ada uang nganggur nih. Kamu pilih yang mana? Aku kasih buat kamu.” Dini menyodorkan uang sejumlah Rp10.000 dan Rp20.000 kepada Rina.

Rina pun mengambil Rp10.000 dari Dini. Dini dan teman-temannya tertawa dan mengatakan bahwa Rina bodoh. Peristiwa ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Beberapa teman Dini juga ikut-ikutan melakukan hal itu.

Rina tetap diam dipermalukan seperti itu. Dan setiap kali dipaksa untuk memilih, ia selalu bersikap tenang dan memilih uang dengan nominal yang paling rendah. Ia juga ikut tertawa ketika orang-orang menertawakannya.

Hingga suatu hari ketika Dini memamerkan kebodohan Rina pada salah seorang kakak kelas terpopuler bernama Rifki dihadapan teman-teman kelasnya. Dini kembali menyodorkan uang, kali ini bernominal Rp50.000 dan Rp100.000, kepada Rina dan memintanya memilih.

Lagi-lagi Rina memilih uang dengan nominal terendah. Semua orang tertawa, menertawakan Rina yang hanya tertunduk, kecuali Rifki. Ia tertegun mengamati siapa sebenarnya yang sedang membodohi siapa.

“Lihat, Kak. Teman baikku yang satu ini unik kan?” kata Dini kembali mulai mempermalukan Rina.

“Ya, dia memang unik dan cerdas. Jika saja ia memilih uang dengan nominal tertinggi dari awal, maka kalian tidak akan mau bermain dengannya bukan? Cobalah kalian hitung berapa ratus ribu yang sudah kalian keluarkan cuma-cuma,” kata Rifki.

Dia pintar, memilih bersabar untuk mengambil keuntungan lebih. Jadi, sebenarnya siapa yang sedang membodohi siapa?” lanjut Rifki tertawa.

Semua orang terdiam mendengar penjelasan dari Kak Rifki. Seketika mereka merasa telah melakukan hal bodoh yang sia-sia. Sedangkan Rina tersenyum memandang Kak Rifki yang berbalik menertawakan Dini dan teman-temannya.

Pada akhirnya, bagi Rina teman yang baik itu selalu ada memberikan tambahan penghasilan tak terduga meski harus dibayar dengan kesabarannya. Tapi tidak apa-apa, setiap perbuatan pasti ada bayarannya dan perbuatan Dini dibayar dengan uang serta rasa malu


11. Tolong buatkn cerpen minimal 3 lembar tentang pesawahan


Hijau kuning yang begitu indah. Burung-burung kecil terbang bebas kesana-kemari. Angin berhembus tak terlalu kencang, tak sekencang angin di lepas pantai, bagai penerima tamu yang tak berwujud menyapa hangat pengunjung. Ia menyapukan lelah dan penat yang berserakan di benak pikiran akibat aktifitas di kantor seharian. Sungguh itu pemandangan yang sulit ditemukan, bahkan kalau di kota, itu sudak tak ada. Semakin larut memandanginya, semakin cantik dia. Belum lagi ia semakin dipercantik dengan warna biru khas di langit yang begitu cerah yang ditemani oleh kilauan cahaya dari sinar-sinar terakhir mentari di sore itu. Tampak seorang lelaki paruh baya memakai topi bundar dengan bagian atas membentuk kerucut yang agak lebar memayungi kepalanya. Topi yang biasa dikenal orang sebagai topi “Pak Tani”. Lelaki itu sedang membungkuk. Entah apa yang ia kerjakan. Mungkin sedang membersihkan padi-padinya. Tidak terlalu jelas, karena ia berada di tengah-tengah sawah. Ia membungkuk sangat lama seperti tak kenal lelah. Mungkin karena ia dipacu oleh gelimangan semangat. Apalagi padi-padinya sebentar lagi siap untuk dipanen. “Salut sama Pak Tani,” ucapku dalam hati.



Ku arahkan pandanganku kembali ke bentangan sawah yang cukup luas itu. Terlihat ada kelompok wanita di tepian sawah. Mereka memakai topi yang sama dengan yang “Pak Tani” tadi pakai. Mereka tampak seperti sebuah keluarga. Sangat hangat kebersamaan mereka, diiringi dengan tawa. Mereka sedang berjalan sambil membawa karung bekas yang sudah robek. Masing-masing karung yang mereka bawa berisi sayuran. Terlihat mereka membawa kangkung. Yang aku tahu itu kangkung. Aku tak sempat menanyakan kepada mereka karena harus meneruskan perjalanan pulang. Jam tanganku menunjukkan pukul 17.35. Aku harus melanjutkan perjalanan pulang karena akan berbuka puasa di rumah.



Cerita pendek di atas adalah sekilas gambaran dari apa yang penulis lihat ketika dalam perjalanan menuju rumah di kampung, berhenti di sebuah hamparan sawah. Waktu itu Sabtu sore pukul 17.15. Saya berhenti sejenak ketika dipanggil oleh indahnya pemandangan sawah dengan kombinasi warna hijau-kuning keemasan di sore itu. Padi-padi sudah mulai tampak mencapai umur matangnya. Mungkin tinggal menunggu hitungan hari, padi-padi itu sudah akan dipanen. Pemandangan itu sangat menenangkan hati. Sangat berlawanan dengan kondisi di kota dimana begitu sesak, polusi, dan kendaraan bermotor yang berjubel-jubel. Semoga saja pemandangan seperti ini akan tetap ada selamanya. Jangan sampai ia menjadi korban arus urbanisasi yang begitu dahsyat

#kompasiana

12. tolong buatkan cerpen minimal 3 lembar dong


persahabatan adalah suatu hal yg bermakna dalam diri kita dan dapat kita kenang bila kita sudah dewasa dan sudah tidak bersama sama lagi demgan dia seorang

maaf klo pendek

13. buatlah cerpen bertema jiwa pengusaha cerpen minimal 3 lembar ​


Jawaban:

jadilah orang yang dermawan


14. Tolong buatin cerpen minimal 3 lembar dong!!!


males ngetik banhet nii heheheh

15. buat cerpen tentang hari pendidikan yang paling bagus cerpennya.Minimal 3 lembar!


Assalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatu

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Perbaikan kualitas bangsa harus ditempuh dan terutama melalui pendidikan. Pendidikan itu proses yang panjang, yang tak henti-hentinya untuk mencapai satu tujuan dan terbuka untuk menerima ide-ide dan konsep-konsep baru. Itu makna pendidikan, sehingga suatu saat hasil dari pendidikan itulah yang akan menumbuhkan budaya baru dengan manusia yang cerdas.

Selama manusianya cerdas maka ia mempunyai kebijakan dan kebajikan dalam jiwanya. Barulah setelah itu dia mampu menguasai sains dan teknologi. Budaya baru itulah yang menjadi kontra budaya yang kemudian masuk ke dalam tatanan menjadi masyarakat (budaya) alternatif yang akan dipilih oleh bangsa ini.

Hal ini tampaknya akan menjadi ”momok” bagi pendidikan di Indonesia. Belum lagi persoalan kekurangan tenaga pendidik terselesaikan, masalah sarana pendidikan yang tidak memadai muncul, dan menyusul persoalan mahalnya biaya pendidikan.

Kita masih merasa sebagai bangsa yang tertinggal dalam berbagai hal dibandingkan dengan bangsa lain. Oleh karena itu satu-satunya jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah dengan meningkatkan pendidikan
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

semoga membantu ^_^



Video Terkait


Posting Komentar untuk "Cerpen 3 Lembar"